5 Kebiasaan Sepele yang Bikin Ban Mobil Cepat Rusak dan Boros Bensin

Kebiasaan Sepele yang Bikin Ban Mobil Cepat Rusak dan Boros Bensin

Ban mobil bukan hanya sekadar komponen yang menopang beban kendaraan – tapi juga salah satu penentu utama keselamatan dan efisiensi bahan bakar.

Sayangnya, banyak pengendara yang tidak sadar bahwa beberapa kebiasaan kecil yang mereka lakukan justru membuat ban cepat aus, mudah retak, bahkan pecah di jalan.

Padahal, usia ideal ban mobil bisa mencapai 40.000 hingga 50.000 km jika dirawat dengan benar.

Tapi kalau kamu sering melakukan kebiasaan berikut ini, jangan heran kalau ban mobil cepat rusak dan konsumsi bahan bakar pun jadi lebih boros.

Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

1. Mencuci Ban dengan Air Bertekanan Tinggi

Mencuci mobil dengan mesin steam memang terlihat praktis dan cepat. Tapi, tahukah kamu kalau tekanan air yang terlalu tinggi bisa merusak lapisan pelindung ban?

Semprotan air yang diarahkan terlalu dekat – apalagi dengan tekanan di atas 100 bar – dapat mengikis lapisan pelindung karet (antiozonan) yang fungsinya melindungi ban dari retakan akibat panas dan sinar UV.

Jika dilakukan terus-menerus, ban akan lebih cepat kering, retak halus, dan kehilangan daya cengkram.

Tips: Gunakan tekanan sedang, sekitar 80–100 bar, dan jaga jarak semprot minimal 40–50 cm dari permukaan ban. Hindari menyemprot terlalu lama di satu titik, terutama di area sambungan karet dan velg.

2. Terlalu Sering Menggunakan Semir Ban

Siapa yang nggak suka melihat ban mobilnya terlihat hitam mengilap seperti baru keluar dari showroom? Tapi hati-hati, penggunaan semir ban berlebihan justru bisa merusak karet ban secara perlahan.

Mayoritas produk semir ban mengandung silicone-based compound, yang memang membuat ban tampak licin dan mengilap.

Namun, jika terlalu sering digunakan, silikon ini akan menumpuk di permukaan ban dan menyerap senyawa penting dari kompon karet.

Baca Juga:  7 Tanda Ban Mobil Kamu Harus Segera Diganti Sebelum Mengalami Kecelakaan!

Akibatnya, ban jadi lebih cepat kering, timbul retakan mikro, dan terasa licin – apalagi saat jalanan basah!

Tips: Gunakan semir ban maksimal dua minggu sekali, dan aplikasikan hanya pada dinding ban (sidewall). Hindari mengoleskan semir pada bagian tapak, karena bisa mengurangi daya gesek dan meningkatkan risiko selip.

3. Terlalu Sering Menambal Ban Tubeless

Ban tubeless memang lebih tahan bocor karena dilengkapi lapisan sealant di dalamnya. Namun, bukan berarti kamu bisa terus menambalnya tanpa batas.

Setiap tambalan baru akan mengubah keseimbangan dan bentuk ban, terutama di bagian dalamnya. Setelah lebih dari empat kali tambal, struktur karet bisa berubah sehingga daya cengkeram ke jalan menurun.

Jika tetap dipaksakan, risiko ban benjol, getaran di kemudi, dan bahkan pecah di jalan menjadi lebih tinggi.

Tips:

Jika kamu sudah menambal ban lebih dari empat kali atau melihat tanda seperti benjolan, getaran, atau retakan halus, sebaiknya segera ganti ban.

Lebih baik keluar sedikit uang untuk keselamatan daripada harus menyesal di kemudian hari.

4. Mengisi Tekanan Angin Tidak Sesuai Rekomendasi

Banyak pengendara berasumsi tekanan angin tinggi bisa bikin mobil lebih ringan dan irit bensin. Padahal, tekanan yang berlebihan justru membuat bagian tengah ban cepat aus karena tekanan kontak dengan aspal tidak merata.

Sebaliknya, tekanan angin yang terlalu rendah membuat bagian samping ban cepat panas, menyebabkan deformasi dan berisiko meledak saat melaju di kecepatan tinggi.

Tekanan angin ideal sudah tercantum di buku manual mobil atau di stiker dekat pintu pengemudi.

Standar Tekanan Ideal:

  • SUV: 35–40 psi
  • Sedan: 30–33 psi
  • City Car: 30–36 psi

Tips: Periksa tekanan ban setiap dua minggu sekali atau sebelum perjalanan jauh. Jangan lupa juga memeriksa ban cadangan (spare tire), karena sering diabaikan tapi sangat penting saat keadaan darurat.

Baca Juga:  Ciri-Ciri Mobil Bekas Tabrakan yang Harus Kamu Waspadai Sebelum Membeli

5. Mencuci Ban dengan Deterjen Rumah Tangga

Nah, ini dia kebiasaan yang sering dianggap sepele tapi berdampak besar. Banyak orang mencuci ban menggunakan deterjen rumah tangga karena dianggap praktis dan bisa membuat ban lebih bersih.

Padahal, deterjen mengandung bahan alkali tinggi yang dapat mengikis lapisan pelindung alami karet ban.

Akibatnya, ban menjadi keras, kehilangan elastisitas, dan mudah retak saat terkena panas atau perubahan suhu ekstrem.

Saat musim hujan, kondisi ini membuat ban kehilangan traksi dan berpotensi tergelincir di jalan basah.

Tips: Gunakan sabun khusus mobil atau pembersih ban pH netral yang aman untuk karet. Sabun jenis ini mampu menjaga kelembutan ban sekaligus menghilangkan kotoran tanpa merusak komponnya.

Kebiasaan kecil seperti mencuci dengan air bertekanan tinggi, memakai semir berlebihan, atau salah mengatur tekanan angin bisa membuat ban mobil cepat rusak tanpa kamu sadari.

Padahal, ban yang rusak tidak hanya membuat perjalanan tidak nyaman, tapi juga meningkatkan risiko kecelakaan dan konsumsi bahan bakar yang boros.

Mulai sekarang, rawat ban mobilmu dengan lebih hati-hati. Lakukan pemeriksaan rutin, gunakan produk yang tepat, dan hindari kebiasaan yang bisa memperpendek umur ban.

Share it:

Related Articles